5 Hari Pelatihan Sabut Kelapa di Sidomoro, Kebumen: Dorong UMKM Hijau Desa

Dalam rangka mendukung UMKM hijau dan pemanfaatan limbah sabut kelapa, Desa Sidomoro, Kabupaten Kebumen menjadi tuan rumah pelatihan selama 5 hari pada 20–24 November 2023. Kegiatan ini diinisiasi oleh Dinas Koperasi UKM Provinsi Jawa Tengah dan menghadirkan pelatih berpengalaman dari industri pengolahan sabut kelapa.

Pelatihan sabut kelapa di Sidomoro Kebumen, peserta membuat kerajinan keset dan cocopot

Sabut Kelapa sebagai Peluang Usaha Berkelanjutan

Pelatihan diawali dengan pengenalan potensi sabut kelapa sebagai bahan baku kerajinan ramah lingkungan. Peserta dikenalkan berbagai produk turunan sabut kelapa yang memiliki nilai jual tinggi, mulai dari keset anyam, keset babat, pot anyam, cocopot, hingga pot strimin.

Praktik Produksi Kerajinan Langsung

Peserta diberi kesempatan praktik langsung, mulai dari:

  • Teknik pencampuran lem alami

  • Pengeringan produk secara alami

  • Pengemasan yang ramah lingkungan

  • Penyusunan produk agar menarik secara visual

Semua keterampilan tersebut diajarkan secara bertahap dan dipandu secara langsung oleh mentor berpengalaman.

Pelatihan sabut kelapa di Sidomoro Kebumen, peserta membuat kerajinan keset dan cocopot

Penghitungan HPP dan Strategi Pemasaran

Selain aspek teknis, peserta juga diberikan materi penghitungan HPP (Harga Pokok Produksi) dan strategi pemasaran sederhana agar produk bisa diterima pasar modern. Pendekatan ini penting untuk membantu pelaku UMKM meningkatkan efisiensi dan keuntungan.

Kolaborasi dan Tindak Lanjut

Kegiatan ini mendorong terbentuknya kelompok wirausaha baru di Desa Sidomoro. Beberapa peserta langsung merencanakan produksi bersama dan membuka akses ke marketplace digital melalui pelatihan lanjutan.

Artikel Lainnya :

Cocopeat selama ini dikenal luas sebagai media tanam organik. Namun, pemanfaatan cocopeat ternyata jauh lebih luas, terutama dalam proyek-proyek lingkungan hidup dan rehabilitasi lahan. Terbuat dari serbuk sabut kelapa, cocopeat memiliki daya serap air tinggi, ringan, dan terurai secara alami (biodegradable).

Sifat tersebut menjadikan cocopeat sangat cocok untuk digunakan dalam program penghijauan, reboisasi, dan pemulihan lahan pasca-tambang.

Di banyak wilayah bekas tambang, tanah menjadi padat dan sulit menyerap air. Cocopeat berperan sebagai bahan penutup (mulch) yang membantu:
• Menahan air hujan agar tidak langsung mengalir
• Mengurangi risiko erosi
• Menyediakan media tanam bagi bibit tanaman penutup tanah
Program CSR dari perusahaan tambang maupun perkebunan mulai mewajibkan penggunaan cocopeat dalam proses revegetasi untuk memastikan tanah kembali subur.
Di daerah rawan kekeringan, penggunaan cocopeat sangat efektif untuk mempertahankan kelembapan tanah. Dengan daya simpan air hingga 8 kali beratnya, cocopeat memungkinkan tanaman tetap tumbuh sehat meskipun curah hujan minim.