Pelatihan Sabut Kelapa Kulonprogo: Mengembangkan Produk Unggulan Berbasis Lokal

Pada 05–08 Juni 2023, Desa Pengasih, Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta menjadi tuan rumah pelatihan sabut kelapa yang diselenggarakan oleh Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Kulonprogo. Selama 4 hari pelatihan, peserta mendapatkan bekal keterampilan teknis dan pengetahuan bisnis untuk mengoptimalkan potensi sabut kelapa sebagai produk unggulan daerah.

Pelatihan sabut kelapa Kulonprogo membuat produk unggulan daerah

Pengenalan Sabut Kelapa dan Manfaat Ekonominya

Pelatihan diawali dengan pengenalan sabut kelapa sebagai sumber daya alam yang melimpah di daerah pesisir. Peserta mempelajari manfaat ekonominya, peluang pasar, dan potensinya dalam pengembangan ekonomi kreatif berbasis lokal.

Praktik Pembuatan Produk Kerajinan

Materi inti pelatihan berfokus pada praktik pembuatan berbagai produk turunan sabut kelapa seperti:

  • Keset anyam dan keset babat

  • Pot strimin dan pot anyam

  • Tas dari cocosheet

  • Topi berbahan sabut kelapa

Peserta dilatih mulai dari pemilihan bahan, teknik produksi, hingga finishing agar produk berkualitas tinggi dan siap bersaing di pasar.

Pelatihan sabut kelapa Kulonprogo membuat produk unggulan daerah

Materi Bisnis dan Pemasaran Produk

Selain keterampilan teknis, peserta juga mendapatkan materi perhitungan Harga Pokok Produksi (HPP), teknik produksi yang efisien, dan strategi pemasaran. Strategi tersebut disesuaikan dengan kebutuhan lokal agar produk mampu bersaing baik di pasar daerah maupun luar daerah.

Dampak bagi Masyarakat Kulonprogo

Pelatihan ini diharapkan dapat mendorong masyarakat untuk menjadikan sabut kelapa sebagai sumber penghasilan tambahan, sekaligus melestarikan kerajinan tradisional yang ramah lingkungan.

Artikel Lainnya :

Cocopeat selama ini dikenal luas sebagai media tanam organik. Namun, pemanfaatan cocopeat ternyata jauh lebih luas, terutama dalam proyek-proyek lingkungan hidup dan rehabilitasi lahan. Terbuat dari serbuk sabut kelapa, cocopeat memiliki daya serap air tinggi, ringan, dan terurai secara alami (biodegradable).

Sifat tersebut menjadikan cocopeat sangat cocok untuk digunakan dalam program penghijauan, reboisasi, dan pemulihan lahan pasca-tambang.

Di banyak wilayah bekas tambang, tanah menjadi padat dan sulit menyerap air. Cocopeat berperan sebagai bahan penutup (mulch) yang membantu:
• Menahan air hujan agar tidak langsung mengalir
• Mengurangi risiko erosi
• Menyediakan media tanam bagi bibit tanaman penutup tanah
Program CSR dari perusahaan tambang maupun perkebunan mulai mewajibkan penggunaan cocopeat dalam proses revegetasi untuk memastikan tanah kembali subur.
Di daerah rawan kekeringan, penggunaan cocopeat sangat efektif untuk mempertahankan kelembapan tanah. Dengan daya simpan air hingga 8 kali beratnya, cocopeat memungkinkan tanaman tetap tumbuh sehat meskipun curah hujan minim.